Jupiter, Planet Raksasa di Tata Surya

Jupiter merupakan planet kelima dari matahari dan juga merupakan planet terbesar di Tata Surya. Jupiter terkenal dengan bintik merah besar yang merupakan badai antisiklon yang lebih besar dari Bumi dan terletak di 22° sebelah selatan khatulistiwa.

Badai ini sudah ada paling tidak semenjak tahun 1831, dan kemungkinan dari tahun 1665. Model matematis menunjukkan bahwa badai ini stabil dan mungkin merupakan ketampakan permanen. Badai ini cukup besar sehingga dapat dilihat dengan menggunakan teleskop dari Bumi dengan bukaan 12 cm atau lebih besar.

Struktur Jupiter

upiter sebagian besar terdiri dari materi gas dan cair. Atmosfer atas Jupiter terdiri dari 88–92% hidrogen dan 8–12% helium berdasarkan persen volume atau fraksi molekul. Bagian dalam Jupiter mengandung materi yang lebih padat sehingga persebarannya berdasarkan massa kurang lebih 1% hidrogen, 24% helium, dan 5% unsur lain.

Atmosfer Jupiter mengandung metana, uap air, amonia, dan senyawa berbasis silikon. Terdapat pula karbon, etana, hidrogen sulfida, neon, oksigen, fosfin, dan sulfur. Lapisan atmosfer terluar mengandung kristal amonia beku. Melalui pengukuran inframerah dan ultraviolet, keberadaan benzena dan hidrokarbon lain juga ditemukan.

Jupiter diduga terdiri dari inti yang padat, lapisan hidrogen metalik dengan sedikit helium, dan lapisan luar yang sebagian besar terdiri dari hidrogen molekuler. Hal lain di luar garis besar ini masih dianggap belum pasti. Wilayah inti dikelilingi oleh hidrogen metalik padat yang membentang hingga 78% jari-jari planet.

Jupiter memiliki cincin yang tipis yang terdiri dari tiga bagian: cincin halo, cincin utama yang relatif terang, dan cincin gossamer. Cincin utama Jupiter kemungkinan terdiri dari materi yang terlempar dari satelit Adrastea dan Metis.

Satelit Jupiter

Jupiter memiliki 67 satelit alami. Dari satelit-satelit tersebut, diameter 51 satelit tercatat kurang dari 10 kilometer dan baru ditemukan setelah tahun 1975. Empat satelit terbesar Jupiter, yang dijuluki satelit-satelit Galileo, adalah Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.

Satelit Galileo. Dari kiri ke kanan : Io,Europa, Ganymede dan Callisto

Mitologi Jupiter

Planet Jupiter telah dikenal semenjak zaman kuno. Bagi bangsa Babilonia, objek ini mewakili dewa Marduk. Bangsa Romawi menamainya Jupiter (bahasa Latin: Iuppiter, Iūpiter), yang merupakan dewa utama dalam mitologi Romawi dan namanya berasal dari kata majemuk vokatif dalam bahasa Proto-Indo-Eropa, yaitu Dyēu-pəter (nominatif: *Dyēus-pətēr, berarti “O Bapa Dewa Langit “, atau “O Bapa Dewa Hari”). Sementara itu, kedudukan Jupiter serupa dengan Zeus (Ζεύς), yang juga disebut Dias (Δίας), dan Dias kemudian menjadi nama planet ini dalam bahasa Yunani modern.

Simbol astronomis untuk planet ini, yaitu

♃

merupakan representasi petir dewa ini. Nama dewa Yunani Zeus menjadi akar kata zeno.

Bangsa Tiongkok, Korea, dan Jepang menyebut planet ini “bintang kayu” Hanzi: 木星; Pinyin: mùxīng berdasarkan salah satu dari lima unsur dalam filsafat Tiongkok. Bangsa Yunani kuno menyebutnya Φαέθων, Phaethon, yang berarti “Terbakar”.

Previous post Mars, Planet Merah di langit malam
Next post Saturnus, Planet dengan cincin terbesar