Bagaimana Semesta terbentuk ? Apa yang Terjadi selama pembentukan Semesta ? pertanyaan-pertanyaan seperti itu lah yang sering muncul ketika kita membicarakan tentang asal muasal terbentuknya tata surya. Ada banyak teori tentang pembentukan tata surya namun, Teori Big Bang yang paling terkenal. Menurut teori Big Bang, alam semesta berawal sebuah titik yang sangat panas, lalu mengembang dan mendingin hingga saat ini. Teori mengenai pembentukan alam semesta inilah yang terdepan dalam menjelaskan kejadian alam semesta yang besar dan ajaib!
Namun, karena manusia belum dapat menemukan alat yang cukup canggih untuk menelusuri Big Bang, maka segala hal tentang teori ini didasari kalkulasi dan observasi. Menurut perhitungan dari Institut Max Planck pada 2015, ternyata Big Bang bisa ditelusuri hingga 13,82 miliar tahun yang lalu. Bisa dibilang, itulah usia alam semesta kita sekarang. Pemikiran Big Bang sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu pada abad ke 13, Seorang Teologist asal Inggris Robert Grosseteste mengungkapkan bahwa semesta berawal dari sebuah ledakan besar dan sisa dari ledakan tersebutlah yang menjadi bintang dan planet.
Pada Awal abad ke 20 Teori Big Bang berkembang cukup pesat, salaj satu ilmuan terkemuka Albert Einstein mengemukakakn teori relativitas umum yang menjadi dasar dari Teori Big Bang. Pada 1922, ilmuwan dan astronom Rusia, Alexander Friedmann, menjadi yang pertama menggunakan teori relativitas Einstein tanpa konstanta kosmologis, menghasilkan “Persamaan Friedmann”. Bertentangan dengan teori alam semesta statis Einstein, Friedmann mengungkapkan bahwa alam semesta terus mengembang.
Dua tahun setelah Friedmann mengemukakan teorinya, astronom Amerika, Edwin Hubble, menemukan bahwa nebula spiral ternyata adalah galaksi. Mengacu pada persamaan Friedmann, pada 1927, pendeta Katolik dan astronom Belgia, Georges LemaƮtre, mengatakan bahwa resesi nebula disebabkan oleh ekspansi alam semesta. Betul saja, pada 1929, Hubble mengeluarkan Hukum Hubble yang menyatakan bahwa jarak sama dengan kecepatan resesi galaksi lewat pergeseran merah (redshift). Jadi, semakin besar jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat galaksi menjauh. Dengan kata lain, sebelum menjauh, seluruh materi seharusnya bersatu dalam sebuah singularitas.